LIVE IN Di Desa Piyudan





Artalin Studio - Postingan kali ini bertemakan tentang pengalaman live in saya yang di tugas kan oleh Pak Sunyo selaku guru komputer, tepatnya di daerah desa piyudan, daerah Temanggung bagi yang ud pernah kesana pastinya sudah mengetahui tempatnya, berikut kisah live in saya, yang di rangkum sedemikian mungkin.


Hari Persiapan

Senin, 19 Oktober 2015


Hari ini adalah hari yang sangat cerah terutama bagi keadaan mood para siswa ANANDA karena hari ini adalah hari pelaksanaan LIVE IN yang diadakan oleh sekolah ANANDA, Saya pun sedang menyiapkan peralatan LIVE IN saya, 3 Buah Baju , Celana , Dan Handphone dan Bolt WIfi Slim , Tidak lupa dengan Kolor saya.

Setelah selesai menyiapkan peralatan saya, saya pun bergegas menuju ke Tempat yang telah di tentukan yaitu di Sekolah ANANDA tepatnya di lapangan sekolah ANANDA, disana sudah cukup banyak teman - teman yang sedang berkumpul di sana dan saya pun segera masuk kedalam bus dan mencari tempat duduk. Tapi bertapa tidak beruntungnya saya, saya duduk dengan seorang teman yang tidak saya kenal yang bernama Wiriya karena sifatnya yang aneh dan FRIK, jika Wiriya melihat blog saya , saya minta maaf karena telah mengatai anda karena ini hanya untuk bercanda belaka kok, tidak ada maksud melecehkan.

Jadwal Pertama kami adalah menuju restoran Pringsewu, disana kami makan malam yang telah disiapkan oleh Restoran yang di tujukan, setelah kami pun bergegas menuju bus dan esok kami akan menuju ke Universitas Gadjah Mada.

Hari Refreshing

Selasa, 20 Oktober 2015


Esok hari nya kami pun sampai di UGM tepat pada jam 07.00, jujur kalau saya semalam kemarin tidak tidur di karenakan jalanan yang sangat tidak bagus karena sangat banyak gundukan batu yang sangat menganggu ketenangan siswa sangat ingin tidur.namun ngantuk saya terbayar karena keindahan Universitas Gadjah Mada, disana kami dijelaskan bagaimana sistem yang di gunakan oleh universitas gadjah mada dan juga kami di ajak menuju ke tempat laboratorium yang merupakan fasilitas andalan Universitas Gadjah Mada.

Setelah melihat - lihat kami pun langsung menuju ke tempat yang telah ditentukan yaitu Desa Piyudan, tempat surga bagi pecinta keasrian indahnya alam, kami sampai disana pada jam 08.00 malam kemudian di sambut oleh warga - warga yang ramah.

Kami pun segera turun dari bus, dan diajak oleh warga menuju balai desa dan diumumkan Orang Tua asuh masing - masing siswa, Kepala sekolah kami , dan Kepala desa saling memperkenalkan visi misi masing - masing dan segera mengumumkan Orang tua asuh siswa.

Orang tua asuh saya bernama Pak Tukiman dan Bu Tuminah, Bu Tuminah adalah seorang petani cabe dan sawi, sedang kan Pak Tuminah adalah seorang pemotong kayu. kemudian kami pun berbicara hangat dengan orang tua asuh kami (saya dan diki buntonius), dan menghabiskan hari ini dengan memperkenalkan satu sama lain.


Hari Pertama

Rabu, 21 Oktober 2015


Keesokan hari, saya dan teman saya diajak menuju keladang tempat bekerja ibu Tuminah, ladang nya cukup besar dan bersih namun sayang nya sangat tidak teratur karena banyak nya sampah sampah di kali tempat bekerja bu Tuminah. disana kami diajarkan bagaimana cara menanam cabe yang benar dan bagaimana cara nya merawat cabe yang baik supaya cabe yang ditanam bisa berbuah dengan baik. tak terasa hari sudah hampir gelap dan kami pun bergegas menuju rumah.

Hari Kedua

Kamis, 22 Oktober 2015


hari ini kami tidak disuruh ngapa - ngapain dan juga hari ini merupakan hari yang sangat membosankan karena tidak ada pekerjaan yang bisa di lakukan. akhirnya kami memutuskan untuk berkeliling dan melihat - lihat lokasi rumah temen - temen kami. setelah mencari hingga 1 jam akhirnya kami menemukan rumah temen kami yaitu Roland , Stevanus , dan Fernando , dan pada akhirnya kami mengakhiri hari dengan bermain dan berbincang bersama.

Hari Ketiga

Jum'at, 23 Oktober 2015


Kebetulan hari ini bapak dan ibu tidak ada kerjaan jadi saya pergi kerja bakti, setelah itu saya pergi ke rumah pak siswo untuk bermain catur dengan teman saya, namun hasilnya saya Kalah namun, dan kekalahan itu terhapus karena rasa kebersamaan kami. setelah bermain catur kami di ajak oleh pak Siswo selaku orang tua pendamping salah satu temen saya, Stevanus, menuju ke kolam terlarang dan bukit salam. Setelah itu saya pulang ke rumah dan menyelesaikan hari.


Hari Keempat

Sabtu, 24 Oktober 2015


Pada hari terakhir ini saya bangun jam 06.30 tapi karena saya merasa capek akhirnya saya kembali tidur dan hingga jam 07.33, kemudian saya sarapan dan minum teh yang telah di siapkan oleh ibu Tuminah, hari ini merupakan hari terakhir sekaligus hari perpisahan antara murid dan orang tua asuh, bagi saya pribadi ini merupakan hari kebanggaan saya karena saya bisa pulang kerumah dan melihat keluarga saya, namun ada juga yang menangis karena berpisah dengan orang tua asuh mereka masing - masing, saya mampu merasakan kesedihan mereka bagaimana kehilangan orang yang telah bersama kita, menjalani berbagai emosi, dan yang telah memberikan makan tanpa pamrih, tapi walaupun ini adalah hari terakhir para murid diasuh oleh orang tua asuh, sebetulnya saya juga merasa sedih karena kehidupan mereka yang serba terbatas, contohnya lampu mereka, mereka hanya menggunakan lampu pijar untuk menerangi gelapnya malam hari, ingin sekali saya membelikan lampu led , atau lampu yang CFL pada waktu itu untuk mengindahkan malam mereka, namun saya tidak tahu dimana letak supermarket di daerah tersebut dan disitu lokasi nya cukup sulit untuk mencari toko - toko terdekat. akhirnya saya tidak jadi membeli dan hanya merenungkan nya saja, di hari terakhir ini para murid membersihkan peralatan kami dan bersiap - siap pulang.


Foto - Foto Kegiatan 












Kesan Dan Pesan

Selama saya melakukan live in di desa piyudan, saya mendapatkan pelajaran berharga, yaitu 

"
       Hidup itu beraneka ragam, ada yang miskin, ada yang sederhana, dan ada yang memiliki                banyak harta, namun kekayaan bukanlah sumber kebahagiaan namun perbuatan baik lah              yang membuat hidup ini menjadi bermakna dan berarti, tanpa perbuatan bajik hidup ini akan        terasa hampa walaupun harta bergemilangan - Artalin Resloyal

"

Pesan saya, syukurilah hidup mu saat ini, jika kamu di dalam kehancuran janganlah menyerah karena kehancuran itu seperti gelas yang keruh, berusahalah jika kamu mau berubah menjadi yang lebih baik, karena usaha itu bagaikan air yang berkucur yang mengisi air yang keruh, semakin besar usaha mu maka semakin besar air yang berkucur, sehingga kamu akan terlepas dari kehancuran :)

Jika kamu memiliki banyak harta, janganlah pernah merasa sombong, percayalah bahwa kesombongan itu hanya akan membawa petaka bagi kalian sendiri, memang bukan sekarang akan terasa nya namun suatu saat.

walaupun begitu harta itu bagaikan air yang bersih, kehancuran bagaikan air yang keruh, jika air yang bersih tidak lah di rawat maka lama - lama bakal keruh juga kan? sekian dari postingan kali ini, terima kasih untuk Pak Tukiman dan Bu Tuminah dan juga pembaca skalian, postingan ini berisi pengalaman yang tidak terlupakan bagi saya :)









Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Budayakanlah Komentar Dengan Kata - Kata Yang Benar Dan Baik !